Tuesday, May 17, 2011

Bonbin Gembira Loka

Senin kemarin libur nasional, tapi kampus saya tidak libur. Walau begitu, saya tetap bisa liburan alias jalan-jalan sama teman-teman saya. Akhirnya cek in Bonbin (Kebon Binatang) Gembira Loka.
Mari mengenal sedikit tentang Gembira Loka. Proses berdirinya Gembira Loka memakan waktu cukup lama, sampai 20 tahun. Sejak tahun 1933 atas berkenen Sri Sultan Hamengku Buwono VIII direncanakan adanya tempat hiburan dinamakan Kebun Rojo, selanjutnya diteruskan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Karena Perang Dunia II meletus akhirnya Kebon Rojo terbengkalai pendiriannya. Tahun 1949 sesudah chlas II, Pemerintah pusat merencanakan dan menyiapkan pemindahan ibukota dari Yogyakarta ke Jakarta. Maka timbul gagasan dari Jenderal Kementrian untuk membri kenang-kenangan pada warga Yogyakarta. Pelopor usaha ini adalah Sdr. Januismadi dan Sdr. Hadi, SH. Tapi rencana ini belum dapat terlaksana juga. Baru pada tahun 1953 rencana untuk mendirikan Kebon Rojo dapat diwujudkan, yaitu dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta, dengan akte Notaris RM. Wiranto No.11 tanggal 10 September 1953, dan diketuai oleh Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII. Yayasan inlah yang merintis berdirinya Kebun Raya dan Kebun Binatang GEMBIRA LOKA berarti tempat untuk bersenang-senang.

Ya itu sedikit sejarah tentang pembangunan Gembira Loka. Sekarang Saya mau cerita tentang isi Gembira Loka dari mata Saya.
Kemarin Saya berserta 2 teman Saya, iseng-iseng jalan ke Gembira Loka yang belum pernah Kami kunjungi selama 3 tahun di Yogya (parah yah -,-"). Dengan TransYogya akhirnya Kami berangkat ke Gembira Loka. Usul saya, jangan naek TransYogya kalau nggak suka dengan namanya menunggu, karna kemarin cukup lama juga Kami harus sampai Gembira Loka. Berangkat (dari kost) jam 1 siang, sampai Gembira Loka jam setengah 2 (cukup lama kan?).
Harga tiket masuk Bonbin Rp 12.000 (katanya naik dari bulan kemarin, entah kenapa). Masuk dari gerbang utama, selama 10 menit belum juga nemuin 1 binatang pun. "Ini kebun binatang tapi mana binatangnya?" celetuk teman saya, hahaha. Ternyata memang harus jalan cukup jauh dari gerbang utama untuk melihat koleksi binatang Gembira Loka, kurang lebih jalan 15 menit. Binatang pertama yang Kami temui adalah Gajah. Walau tidak sebesar Gajah Lampung, tapi itu teteplah Gajah, hihihi. Oya, di tiket box tadi, Kami juga diberi peta rute perjalanannya, sehingga mempermudah Kami yang masih awam ini.

Setelah Gajah ada Orang Utan dengan kandang yang tidak begitu terawat. Beberapa bagian batu-batu hiasan tempat tinggalnya sudah mencuatkan kawat yang dapat membahayakan Orang Utan ini. Memang sich, kemarin dari awal pintu masuk (dari melihat peta) masih ada beebrapa temapt yang dalam proses pembangunan. Jadi terkesan masih berantakan. Tapi Saya lihat tidak ada kesibukan dalam memperbaiki fasilitas hidup hewan-hewan disana. Memang mereka hanya hewan, tapi mereka juga perlu hidup. Memang mereka tidak perlu tempat mewah, tapi mereka perlu tempat nyaman untuk hidup. Toh, mereka juga yang menghasilkan uang untuk pemerintah yang telah membangun kebun binatang ini. Tanpa binatang, apa artinya kebun binatang. So, apa ruginya sedikit memperhatikan kenyaman tempat tinggal mereka (hewan-hewan, red). Sudahlah, percuma saya berkoar-koar sendiri, tidak ada gunanya.







Cukup banyak koleksi Gembira Loka Zoo, seperti Sipanse, Aneka ikan (ada ikan yang GEDE bgt, tapi Saya nggak tau namanya, hihihi), Buaya, Tapir, Kangguru, Kuda Nil kerdil, Singa, Harimau, Aneka Burung, Kasuari, Binturong, Harimau putih, Rusa (Jawa&Tutul), Kijang, Unta, Siamang, Bekantan, Wau-wau, Zebra, Nilgia, Kapibara, Babi hutan (oops!), Tapir Brazil, Lutung Merah, Banteng dan masih banyak lagi. Kebanyakan kalau ditulis semua, hehehe.

Ada hal yang membuat saya miris melihat binatang-binatang itu selain kandang mereka yang tidak cukup nyaman. Salah Kuda Nil yang saya lihat kemarin, terdapat luka dipunggungnya. Entah itu karna kelakuan binatang itu sendiri atau karna tidak diperhatikan oleh petugas-petugas disana sehingga kada nil itu marah dan mengamuk dan terciptalah luka. Saya tidak tahu pastinya apa, tapi luka tersebut cukup panjang dan dalam. Apabila tidak diobati, bisa menyebabkan infeksi dan menyebar, trus sakit semua nanti badan kuda nil itu. Ditambah pula tempat hidup kuda nil dikubangan air yang banyak bakterinya, adduuhhh....
Ah, saya hanya bisa kritik dan khawatir, saya memang tak bisa melakukan apa-apa. Cukup berdoa saja, semoga mereka baik-baik saja dan saya masih dapat melihat mereka beberapa bulan kedepan hingga beerapa tahun kedepan.amien.



Memang tidak sempat melihat mengembangnya ekor burung merak kemarin, meraknya malu-malu, hihihi. Tapi saya dapat foto burung kasuari yang cantik. Menurut saya, burung kasuari ini mengerti dirinya sedang difoto, sehingga bergayalah si kasuari ini ketika saya ambil fotonya, hihihi, ada-ada aja.
Selain kasuari ada juga burung dengan bulu biru keabu-abuan (entah, saya tidak tahu warna apa itu?) dengan mata yang merah menyala. Cantik! elegan! saya suka.
Lalu ada saya juga menemukan burung yang merupakan simbol dari sebuah produsen pensil tulis dan pewarna yang sangat terkenal itu. Sedang dalam posis tertunduk, entah karna malu atau sedang meratapi nasibnya yang seharusnya  hidupnya nyaman dengan status brand ambasador produsen pensil tulis dan pewarna itu, tapi berbanding terbalik dengan kenyataan. Hanya burung itu dan Tuhan yang tahu.
Saya dan teman saya juga sempat berfoto dengan burung yang ada (hanya 1 memang, hehehe). Cukup puas dan senang, walau sedikit takut kalau dipatuk, hihihi.





"Asiikkk, akhirnya bertemu sodara juga" kata teman saya senang. Sodara yang dimaksud disini adalah Unta berpunuk satu, bukan sodara dekat atau pun jauh. tapi tidak ada hubungan sodara, hihihi. Muka teman saya memang ada keturunan arabnya, jadi senang sekali Dia ketika bertemu sengan unta, sampai minta foto beberapa kalia, jarang-jarang ketemu kan, hahaha.


Sekitar 2 jam Kami berkeliling memutari dan melihat-lihat koleksi binatang yang ada, pegal juga rasanya kaki ini, maklum sudah lama tidak berjalan kaki dalam waktu lama, hehehe. Bertemu tempat duduk rasanya seperti menemukan oase di gurun pasir (ok, lebay, hahaha). Buka jajanan yang dibeli sebelum berangkat, lumayan untuk ganjel perut sebelum waktunya makan malem, sambil berkeliling.
Akhirnya sampai dikandang terakhir, piiuhhh! akhirnya selesai juga. Cukup senang, cukup mengisi waktu luang, menghibur dan menarik, mari berkunjung lagi!
Eits! ada cerita menarik. Ketika selesai berkeliling sedang menuju pintu keluar. Diantara taman yang tertutup batu besar dan tempat yang cukup rendah. Sepasang kekasih sedang berduaan tanpa ada yang memperhatikan dengan jelas dan posisi si lelaki tiduran di paha si perempuan. Padahal Security sedang ada disekitar situ.Saya heran, tapi ketika menoleh kebelakang, ada security yang sedang berkeliling dan pasangan kekasih itu sudah dalam posisi duduk sendiri-sendiri. Masih saja memanfaatkan kesempatan yang ada di area publik seperti Kebun Bintang, ada-ada aja.


Diakhiri dengan makan di sebuah mall terbesar di Jawa Tengah (ujung-ujungnya ke mall lg,adeehhh...) dan pulang lagi untuk mengambil motor yang dititipkan di sebuah koperasi mahasiswa. Sampai kost, badan pegal dan migran saya kumat. Asik, seru, tapi saya tidak suka kalau migran saya kumat. Lain kali harus dipersiapkan lebih matang jika ingin bepergian jauh.

No comments:

Post a Comment